MENGUPAS TUNTAS SCOPUS BERSAMA FOUNDER RUMAH SCOPUS

Prodi PBA S3 FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar kegiatan Academic Writing pada Jumat, 24 September 2021. Kegiatan yang turut diikuti oleh Mahasiswa Magister dan beberapa mahasiswa S1 tersebut mengangkat tema Cara Mudah Mentukan Topik, Judul, dan Keywords; Seleksi Journal dan Tips & Trik Publish Journal Terindeks Scopus; dan Submit Preparation, Editing Template dengan narasumber Dr. Jumintono Suwardi Joyyo Sumanto, M.Pd. Founder Rumah Scopus Yogyakarta.

Beliau mengawali pembicaraan dengan melontarkaan sebuah pertanyaan “Apa Itu Scopus?” Scopus bak mobil mewah seperti BMW, Alphard, dan sejenisnya yang dibuat dengan sangat rumit dan sangat kompleks untuk diperbaiki ketika terjadi kerusakan. Tujuannya supaya pengendara merasa mudah dan nyaman. Begitu juda dengan Scopus, kita diajak oleh dunia untuk mengendarai mobil termewah bernama Scopus, karena memiliki kualitas yang tinggi untuk dijadikan sebagai referensi dan mudah dicari oleh peneliti.

Lebih jauh beliau memaparkan cara melacak artikel melalui Website Scopus. Peneliti hanya perlu membuka chrome, lalu ketik scopus.com di kolom pencarian, maka akan langsung disuguhkan dengan halaman utama website tersebut. Selanjutnya peneliti hanya perlu memasukan keywords artikel yang dicari pada kolom pencarian dan melakukan penyortiran dengan klik all open access (bebas diakses), gold (artikel paling banyak disitasi), dan hybrid (artikel berpotensi bagus). Kemudian pilih artikel yang terbit 3 tahun terakhir, lalu ceklis article, review, dan journal, lalu klik “limit to” yang ada di bagian kiri atas halaman website. Peneliti dapat melanjutnya dengan melihat abstrak dari berbagai artikel yang tampil, lalu ceklis artikel yang ingin didownload.

Untuk dapat melakukan hal tersebut, peneliti harus berlangganan Scopus. Tetapi peneliti tidak perlu khawatir, pelacakan terhadap artikel terindeks Scopus dapat dilakukan melalui website lain seperti sciencedirect.com, researcher, dan Mendeley.com. Walaupun dalam situs tersebut tidak semua artikel yang tampil terindeks Scopus, tetapi dengan cara tertentu dapat disortir dan dilihat yang paling banyak disitasi.

Menarik sekali apa yang dituturkan oleh narasumber dan mampu memacu semangat peneliti untuk submit di journal terindeks Scopus. Bahwasanya tidak ada tips dan trik khusus untuk dapat menembus Scopus. Peneliti hanya perlu membuat paper dengan judul yang jelas dan hidup yang disusun dari referensi yang terbaik, serta menggunakan Bahasa Inggris yang baik. Skill Bahasa Inggris peneliti yang terbatas tidak dapat dijadikan sebagai problem untuk submit artikel di Scopus, peneliti dapat memanfaatkan berbagai aplikasi seperti Grammerly yang memiliki kemampuan untuk mengkoreksi tata Bahasa, mengeleminir kata yang tidak penting, mengganti pengulangan kata dengan sinonim, dan mendesain kalimat lebih menarik.

Peneliti dapat melakukan cek & ricek untuk melacak journal yang dapat dipercaya saat akan melakukan submit. Salah satu caranya dapat dilakukan di website scopus dan bebas diakses oleh siapapun tanpa harus berlangganan. Peneliti dapat langsung masuk ke halaman scopus.com, lalu klik Sources, lalu pilih Subject Area, lalu entrikan bidang yang ingin dimunculkan artikelnya, lalu klik Apply. Untuk melakukan penyortilan, peneliti dapat menentukan Q berapa sebagai target submitnya, lalu ceklis journal, lalu Apply. Journal dengan keterangan Scopus Content Coverage mengindikasikan journal yang bereputasi baik, selanjutnya Anda dapat langsung menuju website journal terkait, lalu submit artikel. Sebaliknya, Journal dengan kode N/A Coverage Discontinued in Scopus mengindikasikan journal tersebut memiliki reputasi kurang baik, dan peneliti dapat mengurungkan niatnya untuk submit di journal tersebut.

Era digital dengan perkembangan teknologi yang terus berlari membuat semuanya tergantung pada keterampilan ujung jari peneliti. Tidak ada problem yang tidak dapat dipecahkan selama ada tekad sekuat baja. Termasuk dalam membuat paper penelitian yang dalam penulisan pertama akan memeras keringat dan pikiran bahkan menghabiskan waktu berbulan-bulan. Tapi setelah itu peneliti dapat menelurkan satu paper dalam sehari.